Minggu, 08 Juli 2012

It’s me and my dear

Konnichiwa ... :D
I'm back!!! sekarang aku mau post cerpen buatanku :)
aku nggak mahir dalam membuat cerita, jadi kalau ceritanya jelek
Harap maklum :)
ditunggu commentnya ......
**********

It’s me and my dear



“Seperti bintang dimalam hari yang selalu menyinari gelap. Begitupun cinta kita yang akan selalu menyinari hari-hari kita”

            Kriingg..krriingg......
            Aku segera membereskan buku-buku pelajaran setelah mendengar bel pulang sekolah berbunyi. Aku langsung berlari menuju kelas XD untuk menunggu seseorang keluar dari kelas itu. Ya, hari ini tepatnya 26 Desember 2005, sepulang sekolah aku berencana akan pergi mencari hadiah ulang tahun untuk temanku, Noerma. Aku akan pergi dengan Rama, orang yang aku tunggu daritadi dan tentunya dia itu pacarku :) .

            Hampir 15 menit aku menunggu, tapi dia belum keluar dari kelas. Tidak lama keluarlah seorang laki-laki yang tidak terlalu tinggi dengan gaya cuek khasnya. Setelah melihat laki-laki itu, reflek aku memanggil namanya.
            “RAMA!!!!!”, teriakku keras. Dia pun menoleh dan menghampiriku dengan cemberut.
            “hih..nggak usah teriak juga kali. Aku nggak budeg!”, jawabnya kesal.
            “iya, maaf. Habis kamu lama!”
            “aku tadi masih ulangan matematika, jadi lama.”, jelas rama.
            “udah, ayo berangkat!nanti keburu sore.”lanjutnya lagi.
            “ya, udah. Ayo!”
            Kami pergi menggunakan motor Jupiter merah milik Rama. Kami berkeliling Wonosari mencari hadiah untuk Noerma. Setelah beberapa menit berkeliling, kami akhirnya berhenti di sebuahh toko pernak-pernik. Setibanya di sana, aku bingung memilih hadiah untuk Noerma. Aku meminta saran dari Rama.
            “Ram? Sini deh..J”, perintahku pada Rama.
            “hm..ada apa?”, tanyanya heran.
            “aku bingung mau ngasih kado apa buat Noerma. Kamu ada usul nggak?”, tanyaku.
            “emm....kasih boneka aja!”, jawabnya sambil tersenyum lebar.
            “hah! Jangan boneka, udah biasa. Yang lain aja?”
            “terus apa?aku nggak tau kado apa lagi yang cocok. Biasanya aku kalau ngado cewek juga boneka.”,
            “ya udahlah. Biar aku aja yang nyari!”, jawabku sebal.
            Akhirnya aku memilih sebuah tas cantik berwarna ungu dan hitam dengan banyak motif disekitarnya. Setelah membeli kado utuk Noerma. Aku mencoba mengajak Rama untuk pergi ke acara ulang tahun Noerma.
            “Ram, ikut aku yukk?!”, ajakku.
            “kemana?”
            “ke ulang tahunnya Noerma. Tadi kan udah nemenin cari kado, sekarang nemenin aku ke acaranya ya?”, pintaku dengan memohon.
            “hm..ya deh, aku ikut.”
            Aku tersenyum senang mendengar jawabannya. Tidak biasanya Rama mau kuajak ke acara seperti itu J. Malamnya kami menghabiskan waktu bersama teman-teman yang lain untuk merayakan ulang tahun Noerma.
**********
            Esoknya, Aku berangkat sekolah di SMA 2 Wonosari dengan bersemangat. Semangat karena semalam pergi dengan Rama dan juga hari ini aku akan ikut lomba pidato. Tapi, semangatku langsung hilang saat tahu Rama tidak melihat penampilanku dan aku jadi pesimis bisa menang lomba. Akhirnya pulang sekolah, aku diantar Tito karena ternyata Rama tidak masuk sekolah hari ini.
            “makasih tumpangannya ya, to?”, ucapku berterima kasih.
            “iya, sama-sama. Aku langsung pulang ya mit. Dahh...”, pamitnya,
            Setelah Tito pergi, aku segera masuk ke rumah dan menghempaskan tubuhku ke sofa. Baru saja aku duduk, tiba-tiba ada pesan masuk di Hpku. Aku menbaca pesan itu dengan malas. Setelah aku membaca pesan tersebut, aku sangat terkejut. Isi dari pesan itu adalah kabar tentang Rama yang mengalami kecelakaan. Aku tidak bisa tidur malamnya, setelah mendapat kabar itu. Aku sangat mengkhawatirkan Rama.
**********
            Hari ini 28 Desember 2005, aku berangkat sekolah denang tidak bersemangat. Semalam aku tidak bisa tidur karena memikirkan Rama. Mataku juga menjadi bengkak karena menangis. Sampai temanku yang heran dengan keadaanku mengira aku putus dengan Rama.
            ”Mit, kenapa? Habis putus ya sama Rama?”, tanyanya dengan tertawa.
            “Nggak! Aku nggak putus kok!”, jawabku ketus.
            “lah, terus kenapa?biasanya pagi-pagi begini pasti udah berduaan kamu ma Rama. Sekarang malah nangis?”, tanyanya lagi.
            Aku hanya diam tidak menanggapi pertanyaannya. Setelah beberapa lama aku hanya diam, akhirnya dia pergi dengan kesal karena aku tidak menjawab pertanyaannya. Tidak berapa lama, bel berbunyi. Tanda pelajaran jam 1 di mulai. Selama pelajaran, aku tidak bisa tenang dan konsentrasi. Bahkan hingga pelajaran berakhir, aku tetap gelisah. Akhirnya, sepulang sekolah aku putuskan untuk menjenguk Rama di rumahnya.
**********
 
            Aku berdiri di depan sebuah rumah. Rumah yang menurutku tidak terlalu besar dengan taman kecil yang dipenuhi bunga tapi selalu membuatku betah untuk tinggal di dalamnya. Aku berjalan menuju pintu, lalu mengetuk pintu rumah itu.
            “Assalamualaikum..”, kataku mengucapkan salam. Tak berapa lama, terdengar jawaban dari dalam dan keluarlah seorang anak perempuan.
            “Waalaikumsalam..eh mbak mita, ada apa?”, jawabnya.
            “hhe iya, mas Ramanya ada dek?”, tanyaku ramah
            “oh, ada. Sebentar!”, jawabnya. Ya, anak perempuan itu adalah Rara adiknya Rama. Dia masih kelas 4 Sekolah Dasar.
            Aku duduk menunggu Rama keluar. Beberapa menit kemudian, Rama keluar sambil tersenyum padaku. Aku sedih sekaligus ngeri melihat luka-luka yang ada di tubuhnya, apalagi janggutnya. Kalau aku jadi Rama, pasti rasanya sakit sekali L.
            “ya ampun Rama! Gimana keadaanmu?lukanya banyak banget?”, kataku ngeri.
            “aku nggak apa-apa kok! Cuma luka kecil..” , katanya sambil tertawa.
            “kayak begini kok luka kecil. Emang kecelakaannya gimana?”, tanyaku penasaran.
            “aku jatuh dari motor waktu mau menghindar dari lubang di jalan.”
            “makanya hati – hati, kalau naik motor itu. Lihat jalan!!”
            “aku juga udah lihat jalan kok! Jalannya waktu itu gelap soalnya.”, jawabnya..
            Aku yang dari tadi mencoba bersikap tenang, akhirnya aku menangis juga. Aku merasa bersalah melihat keadaan rama. Rama menghiburku dengan tawanya khas yang aku suka. Meskipun dia sedang sakit, ia tetap mencoba tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. Setelah hampir 1 jam aku di rumah Rama, aku pamit pulang. Aku pulang dengan perasaan lega, setidaknya aku sudah melihat keadaan Rama J.
**********
            2 hari kemudian......
            30 Desember 2005. Akhirnya Rama masuk sekolah lagi setelah 2 hari tidak masuk sekolah. Aku tidak bisa menutup perasaan bahagiaku hari ini J. Selama 2 hari ini aku sendiri di kelas, jajan sendiri, main sendiri, pulang sendiri, dll. Hari ini, seperti biasa kami makan bersama di kantin dan banyak hal lainnya yang biasa kami lakukan.
**********
            Malamnya........
            Aku duduk di atas kasur sambil membaca buku dengan serius. Meskipun aku terlihat membaca dengan serius, tapi sesungguhnya pikiranku melayang entah kemana. Sejak sedari tadi aku memikirkan satu hal. Sebentar lagi tahun baru. Aku tidak mempunyai rencana apapun. Mungkin aku tidak boleh main oleh Pakde ku, karena nilaiku jelek – jelek. Ketika aku sibuk memikirkan hal itu. Tiba – tiba ponselku berbunyi. Wajahku langsung cerah saat tau ada 1 pesan dari Rama. aku pun segera membaca pesan itu.
Jika hatiku gelap, kaulah cahayaku. Jika hatiku sepi, kaulah iramaku. Jika hatiku benci, kaulah cintaku. Tiada nama seindah namamu. Tiada bunga yang seharum dirimu. Tiada sinar yang secerah wajahmu. Tiada kata indah selain kata, aku cinta kamu.

            Setelah membaca pesan tersebut, aku merasa sangat senang. Aku sangat tersanjung dengan kata – kata yang dikirim oleh Rama. Tidak seperti biasa memang, Rama bisa seromantis ini J. Meskipun aku sudah sering mendapat sms semacam itu, tapi kali ini rasanya aku lebih menghayati.
**********
            31 Desember 2005. Sepulang sekolah, aku pergi main ke rumah Rama. Aku senang sekali ketika main ke rumah Rama. Aku betah di sana.
Sampai di depan rumah. Aku ingin bertemu Ozy, salah satu keponakannya Rama yang masih kecil. Tapi, sepertinya dia takut dengan ku J.  Di sana juga ada Rara. Lalu aku dan Rama masuk ke rumah. Kita duduk di ruang tamu. Beberapa saat aku heran lihat Rama yang diam saja tidak seperti biasa.
“Ram, kenapa?bengong aja dari tadi.”, tanyaku.
“nggak kenapa – kenapa kok.”
Karena jawaban Rama itu, aku jadi bingung harus bagaimana. Tak berapa lama, Ibunya Rama pulang. Melihat aku sedang main di rumah, ibunya Rama ikut duduk bersama kami. Awalnya hanya mengobrol, lama-lama ibunya rama menasehatiku tentang banyak hal. Ya, itu memang selalu terjadi. Setiap aku berkunjung ke Rumah Rama, pasti aku dinasehati banyak hal oleh ibunya Rama. Tapi aku sudah terbiasa akan hal itu.
**********
       23.30 WIB...
            Di malam tahun baru ini. Aku tidak pergi kemana – mana. Aku sedih, karena tidak bisa menghabiskan malam tahun baru dengan Rama. Setengah jam lagi detik – detik tahun baru. Aku menunggu Rama mengucapkan selamat tahun baru untukku. Meskipun aku tau pasti Rama sudah tidur dari tadi L.
            3 menit lagi..
            Tinggal 3 menit lagi. Aku sudah tidak sabar ingin mengucapakan harapanku. Harapanku untuk tahun baru ini. Semoga kesalahan yang aku perbuat hari – hari lalu tidak terulang. Semoga hari – hari ku dan Rama selalu bahagia. Tahun kemarin aku masih menanti Rama, tapi sekarang aku sudah bersama Rama J. Tinggal beberapa detik lagi...
            1...2....3....Selamat Tahun Baru Cinta J
**********

 
Gimana? jelek kan?
maklum aku buat ni cerpen juga karna tugas sekolah~
terima kasih :)


ttd

blueLfy